Sulit diterima pikiran sehat dan demokratis apabila Polri melarang sebuah pertunjukan dengan alasan moral.
Wakil
Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, mendesak Mabes Polri untuk menimbang
ulang rencana pelarangan konser penyanyi Amerika Serikat, Lady Gaga di
Jakarta.
Menurut Priyo, ada beberapa alasan mengapa dirinya
menyatakan desakan itu. Pertama, Indonesia bukanlah negeri Tirai bambu,
yang mudah menolak konser Lady Gaga.
"Kita adalah negara yang sedang membangun demokrasi yang mempersatukan bangsa kita," kata Priyo di Jakarta, Senin (21/5).
Kedua,
menurut Priyo, sulit diterima pikiran sehat dan demokratis apabila
Polri melarang sebuah pertunjukan dengan alasan moral.
Ketiga, pelarangan itu sendiri membuatnya terperanjat karena menjadi bahan pemberitaan media massa asing.
"Ini kampanye yang kurang baik terhadap keberadaan masalah toleransi yang merupakan kebijakan dasar negara kita," kata Priyo.
Karenanya,
Priyo mendesak Kapolri segera membuat langkah yang bisa memastikan
keamanan dan kenyamanan masyarakat terkait pertunjukan Lady Gaga.
Priyo
menegaskan Polri harus mengingat bahwa mereka digaji rakyat melalui
pajak dan persetujuan pembiayaan gaji itu diketuk oleh DPR.
"Kita
harap Kapolri bertindak arif, jangan terkesan bisa menimbulkan
pertanyaan besar di balik simpang siur ini. Ini tak baik bagi nasib
polri, dan tak baik bagi kemajemukan kita," kata Priyo.
Pada
kesempatan itu, Priyo juga mengingatkan agar pihak EO mendengarkan juga
protes masyarakat atas konser itu, khususnya terkait pertunjukan Lady
gaga yang harus mengikuti norma adat dan keagamaan di Timur.
"Saya
kira tak perlu khawatir. Kecuali kalau EO mengundang Lady Gaga untuk
telanjang di sini atau membuat keributan. Kalau tak seperti itu, tak ada
alasan Polri melarang konser itu," kata Priyo.
DPR Bantah
Sejumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat menolak bila sikap Kepolisian RI yang
mulai agak melunak soal perizinan konser Lady Gaga diakibatkan oleh
adanya tekanan dari para anggota legislatif.
Menurut Wakil ketua
DPR Priyo Budi Santoso, drinya meyakini Polri melunak karena mendengar
suara dari semua pihak terkait konser itu.
"Dan karena kita
sedang membangun sebuah cara baru dalam mengelola perbedaan, saya kira
posisi Polri menjadi penting dan akan mendengar semua masukan," kata
Priyo di Jakarta, Senin (21/5) malam.
Seorang anggota dewan yang
menolak disebutkan namanya mengaku sejumlah petinggi di DPR secara aktif
mempertanyakan penolakan pemberian ijin konser oleh Polri. Dia
menyebutkan komunikasi itu dilaksanakan lewat kontak langsung melalui
telepon kepada Kapolri Timur Pradopo.
Priyo menolak menanggapi
pernyataan seperti itu, dan menekankan bahwa pihaknya akan merasa iba
kalau Polri ditekan-tekan untuk hal seperti itu.
"Saya yakin Polri
akan berpikir keras. Saya berharap teman-teman yang memiliki pandangan
keras soal ini memberi ruang toleransi," kata Priyo. "Iba saya melihat
kalau Polri terkesan ditekan."
Pernyataan senada juga diungkapkan
oleh Wakil ketua Komisi III DPR, Nasir Jamil. Komisi III DPR memutuskan
untuk memanggil Kapolri Timur Pradopo pada Senin (28/5) depan untuk
mengklarifikasi penolakan pemberian izin konser itu. Keputusan
dikeluarkan setelah pimpinan komisi melakukan rapat internal tertutup
hari ini.
Nasir Jamil menyatakan pihaknya sama sekali tidak
memberikan tekanan politik apapun kepada Mabes Polri terkait perijinan
konser itu.
"DPR bertindak karena merasa punya tanggung jawab
untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan warga, itu saja," kata Nasir,
politisi asal PKS.
Kabar lain yang beredar melunaknya sikap Mabes
Polri diakibatkan sudah adanya 'kesepakatan' Big Daddy, Event Organizer
(EO), konser Lady Gaga dengan Keluarga Cikeas.
Entah siapa yang
memunculkan isu itu. Yang pasti, Nasir Jamil justru mengaku sama sekali
tak tahu soal kebenaran isu itu. Yang pasti, bagi DPR, Polri harus
bertindak sesuai aturan perundang-undangan, termasuk dalam kaitan konser
Lady Gaga.
"Artinya jangan bertindak berdasarkan tekanan-tekana
pihak tertentu. Kalau pun ada aspirasi, anggap saja itu hak warga untuk
menyampaikan pendapat," kata Nasir.
Secara terpisah, Perwakilan
Manajemen Big Daddy, Edy Purnomo, membantah bila ada kesepakatan
diam-diam antara pihaknya dengan Keluarga CIkeas.
Dia menegaskan
pihaknya tak pernah merasa ada persaingan dengan kelompok usaha terkait
Keluarga Cikeas dalam mendatangkan konser Lady Gaga.
"Tak ada dan saya tak tahu soal pertemuan (dengan Cikeas). Tidak ada juga kami pergi ke sana (mendatangi CIkeas)," tutur Edy.
No comments:
Post a Comment