DIBALIK usaha berbagai tekanan besar pemerintah Iran yang berusaha
menghambat dan membatasi kesaksian umat Tuhan di negara itu, ada kabar
sukacita, umat Kristen di negara yang mayoritas Muslim dari sekte Shia ini bukannya berkurang tapi kian bertambah.
Dilaporkan oleh Open Doors, organisasi pemantau gereja dan umat Kristen yang dianiaya di berbagai penjuru dunia, yang bermarkas di Amerika Serikat, pada Jumat (23/03/2012).
Menurut pemimpin staff Open Doors Timur Tengah yang namanya di rahasiakan demi alasan keamanan. Pertumbuhan umat Kristen di Iran mengalami 'ledakkan'. Malah di beberapa tempat tertentu, umat percaya ini mengadakan ibadah-ibadah kebangunan rohani (KKR) yang banyak diikuti oleh para pemuda-pemudi Iran.
Gerakan Gereja Rumah di negara Iran, sangatlah berkembang dan populer dikalangan umat Kristen di negara itu. Gerakan inilah yang berperan penting dalam kebangkitan iman Kriten di Iran dan pemicu banyaknya ibadah-ibadah doa yang ditempat-tempat rahasia, guna menghindari ancaman penahanan tanpa batas dan hukuman gantung oleh pemerintah Iran.
Ia juga menyatakan, pertumbuhan umat Kristen di Iran tersebar dipenjuru negara, dan kebanyakan terjadi di kota-kota besar, banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan kalangan atas. Banyak dari mereka menjadi pengikut Kristus karena haus akan kebenaran menjadi seorang Kristen yang sering diputar balikan oleh media dan pemerintah Iran. Selain melalui KKR, beberapa menjadi Kristen setelah mengakses situs-situs Kristen.
"Pertumbuhan umat Kristen di Iran miliki hubungan kuat dengan kesadaran warga Iran terhadap wajah Islam yang sebenarnya, yang merupakan agama resmi Iran; Serta, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan para pemimpin negara yang melakukan muslihat dalam pemenangan presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2009," kata staff Open Doors itu.
Diakuinya, warga Iran sangat terbuka dan miliki semangat yang besar jika berbicara dan menjadi saksi atas keyakinannya kepada Kristus.
"Itulah sebabnya, pelatihan pemuridan di Iran berjalan sukses. Jika anda mengatakan kepada mereka 'ciri seorang Kristen adalah berbagai', mereka akan berbagi," ucapnya.
Umat Kristen di Iran yang diakui pemerintah berasal dari Gereja Armenia dan Gereja Timur - Assiria, dengan jumlah sekitar 80.000 orang anggota. Gedung gereja mereka berada di beberapa wilayah di Iran tengah dan utara. Sedang beberapa gereja lainnya seperti Gereja Pentakostal dan Gereja Injili mendapat pengawasan ketat pemerintah Iran.
Perihal peribadatan, kedua gereja yang diakui ini sangat dibatasi dan dipaksa menuruti aturan Islam, Gedung gereja hanya dapat dimasuki saat umat akan beribadah pada hari Jumat, selain juga pelarangan ibadah menggunakan bahasa asli Iran, bahasa Farsi. Gereja dipaksa hanya menggunakan bahasa Armenia dan Arab.
Secara keseluruhan pemerintah Iran pada 2011 lalu mengakui jumlah umat Kristen di negara mereka adalah 200.000 orang. Namun menurut data yang dirangkum Open Doors Timur Tengah, tahun lalu ada sekitar 370,000 orang percaya berlatar belakang Muslim, ini belum terhitung umat Kristen pribumi.
Dilaporkan oleh Open Doors, organisasi pemantau gereja dan umat Kristen yang dianiaya di berbagai penjuru dunia, yang bermarkas di Amerika Serikat, pada Jumat (23/03/2012).
Menurut pemimpin staff Open Doors Timur Tengah yang namanya di rahasiakan demi alasan keamanan. Pertumbuhan umat Kristen di Iran mengalami 'ledakkan'. Malah di beberapa tempat tertentu, umat percaya ini mengadakan ibadah-ibadah kebangunan rohani (KKR) yang banyak diikuti oleh para pemuda-pemudi Iran.
Gerakan Gereja Rumah di negara Iran, sangatlah berkembang dan populer dikalangan umat Kristen di negara itu. Gerakan inilah yang berperan penting dalam kebangkitan iman Kriten di Iran dan pemicu banyaknya ibadah-ibadah doa yang ditempat-tempat rahasia, guna menghindari ancaman penahanan tanpa batas dan hukuman gantung oleh pemerintah Iran.
Ia juga menyatakan, pertumbuhan umat Kristen di Iran tersebar dipenjuru negara, dan kebanyakan terjadi di kota-kota besar, banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan kalangan atas. Banyak dari mereka menjadi pengikut Kristus karena haus akan kebenaran menjadi seorang Kristen yang sering diputar balikan oleh media dan pemerintah Iran. Selain melalui KKR, beberapa menjadi Kristen setelah mengakses situs-situs Kristen.
"Pertumbuhan umat Kristen di Iran miliki hubungan kuat dengan kesadaran warga Iran terhadap wajah Islam yang sebenarnya, yang merupakan agama resmi Iran; Serta, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan para pemimpin negara yang melakukan muslihat dalam pemenangan presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2009," kata staff Open Doors itu.
Diakuinya, warga Iran sangat terbuka dan miliki semangat yang besar jika berbicara dan menjadi saksi atas keyakinannya kepada Kristus.
"Itulah sebabnya, pelatihan pemuridan di Iran berjalan sukses. Jika anda mengatakan kepada mereka 'ciri seorang Kristen adalah berbagai', mereka akan berbagi," ucapnya.
Umat Kristen di Iran yang diakui pemerintah berasal dari Gereja Armenia dan Gereja Timur - Assiria, dengan jumlah sekitar 80.000 orang anggota. Gedung gereja mereka berada di beberapa wilayah di Iran tengah dan utara. Sedang beberapa gereja lainnya seperti Gereja Pentakostal dan Gereja Injili mendapat pengawasan ketat pemerintah Iran.
Perihal peribadatan, kedua gereja yang diakui ini sangat dibatasi dan dipaksa menuruti aturan Islam, Gedung gereja hanya dapat dimasuki saat umat akan beribadah pada hari Jumat, selain juga pelarangan ibadah menggunakan bahasa asli Iran, bahasa Farsi. Gereja dipaksa hanya menggunakan bahasa Armenia dan Arab.
Secara keseluruhan pemerintah Iran pada 2011 lalu mengakui jumlah umat Kristen di negara mereka adalah 200.000 orang. Namun menurut data yang dirangkum Open Doors Timur Tengah, tahun lalu ada sekitar 370,000 orang percaya berlatar belakang Muslim, ini belum terhitung umat Kristen pribumi.
No comments:
Post a Comment