Semakin meningkatnya jumlah gadis-gadis Kristen Pakistan
yang diculik dan dipaksa masuk Islam setelah dinikahi secara paksa oleh
para penculiknya, merupakan tren yang berkembang dengan pesat dan
menjadi hal yang sangat menyedihkan. Diperkirakan ada lebih dari 700
kasus seperti ini terjadi di seluruh Pakistan setiap tahunnya.
Insiden terakhir
menimpa seorang gadis berusia 14 tahun, bernama Mehek Rashid, yang
diculik dari rumahnya di Shisharwali, Gujranwala dengan ancaman senjata
api oleh sebuah geng yang terdiri dari 5 pria Muslim bersenjata. Salah
seorang penculiknya sambil berteriak mengatakan bahwa ia akan memurnikan
Mehek dengan menjadikannya seorang Muslim sebelum menikahinya. Pihak
berwajib setempat menolak untuk menginvestigasi kasus ini, kelihatannya
karena para pelaku berasal dari sebuah keluarga Muslim terkemuka.
Sangatlah menyedihkan dimana kisah-kisah seperti ini terjadi di seluruh Pakistan,
dan seorang pemimpin Gereja senior telah memperingatkan bahwa
“kasus-kasus pemaksaan untuk masuk Islam semakin meningkat dan telah
sangat mengkhawatirkan.”
Pada kasus terakhir
lainnya, seorang wanita Kristen yang masih muda, Mariam Gill, diculik
oleh seorang pengusaha Muslim pria, ketika ia sedang berjalan pulang
menuju rumahnya dari pasar di Kahota. Pria Muslim ini sebelumnya meminta
gadis ini untuk menikah dengannya, tetapi permintaan itu ia tolak. Ia
dipaksa masuk Islam dan menikah dengan penculiknya. Tindakan pria Muslim
ini dipuji-puji oleh para pemimpin Muslim dan menyebut perayaan
pernikahan pria ini sebagai sebuah “tindakan kesalehan.”
Pihak berwenang
menolak untuk mengintervensi; seorang polisi lokal mengatakan bahwa
tindakan Mariam datang dari “kehendak bebasnya sendiri”. Tetapi setelah
ia ditanya oleh petugas polisi dimana ia memberitahukan mereka bahwa ia
telah diculik dan dipaksa masuk islam, maka mereka pun mengembalikan
Mariam pada keluarganya. Namun demikian, masalah wanita muda ini tidak
berakhir begitu saja, penculiknya mengancam akan ada “konsekuensi yang
mengerikan” jika ia tidak mendapatkannya kembali.
KEKERASAN DAN PEMERKOSAAN
Pemaksaan untuk masuk
ke Islam dan menikah seringkali dilakukan oleh keluarga-keluarga Muslim
yang berpengaruh, yang mengancam dan memukuli dengan keras gadis-gadis
muda Kristen dengan maksud menakuti mereka agar tunduk, sebagaimana yang
terjadi dalam kasus Farah Hatim.
Jarang sekali pihak berwajib mengambil tindakan, dan seringkali
gadis-gadis ini tidak pernah lagi kembali ke keluarganya kecuali mereka
berhasil melarikan diri dari para penculiknya. Gadis-gadis ini juga
acapkali mengalami tindak perkosaan dan menjadi hamil, membuat
pengadilan hampir-hampir mustahil bisa membebaskan mereka.
Seorang ayah
diberitahu oleh polisi untuk “melupakan anak-anak perempuannya” setelah
dua orang wanita Kristen diculik, diperkosa dan dipaksa masuk Islam di
Faisalabad pada bulan Mei tahun ini.
Bahkan ketika salah
seorang dari mereka berhasil melarikan diri, tak berarti penderitaannya
berakhir. Jika seorang wanita meninggalkan keluarga barunya yang Muslim
dan meninggalkan Islam serta kembali ke latar belakangnya yang lama
sebagai seorang Kristen, maka ia dianggap telah murtad – meskipun ia
masuk Islam karena dipaksa – dan karena itu dibenarkan untuk
membunuhnya.
Alfred Arifa, seorang
wanita Kristen berusia 27 tahun, berhasil melarikan diri pria yang
memaksanya untuk masuk Islam dan menikah dengannya. Ia kembali diculik
pada bulan Mei 2009 setelah sebelumnya diberi obat yang membuatnya tidak
sadarkan diri. Saat telah siuman, ia diberitahu bahwa ia telah memeluk
Islam dan menikah dengan penculiknya. Selama dua tahun, ia dikunci di
dalam sebuah rumah, secara terus-menerus dipaksa mengkonsumsi narkoba
dan dipukuli dengan kejam. Tetapi bulan lalu ia berhasil melarikan diri.
“Suami”nya telah mengancam akan membunuhnya bersama dengan seluruh
anggota keluarganya, jika ia tidak kembali padanya.
No comments:
Post a Comment