Pada hari Sabtu, Kafan Turin (The Shroud of Turin) dipamerkan dalam
pertunjukan spesial di televisi di Vatikan, di tengah beredarnya hasil
riset baru yang membantah klaim bahwa kain itu palsu. Riset baru itu
juga mengatakan, kain itu berasal dari masa yang sama dengan kematian
Yesus.
Paus Fransiskus mengirim pesan video khusus ke acara di
katedral Turin, tetapi tidak berkomentar mengenai apakah gambar pria di
Kain Kafan Turin itu benar-benar Yesus. Paus menyebut kain itu sebuah
“ikon”, bukan relik alias peninggalan sejarah. Ini perbedaan kecil tapi
penting.
“Gambar ini, yang tertera di kain, berbicara kepada hati
kita dan menggerakkan kita untuk mendaki bukit Golgota … serta
menenggelamkan diri kita dalam keheningan cinta yang agung,” katanya.
“Wajah
rusak ini adalah wajah para pria dan wanita yang tersakiti oleh
kehidupan yang tidak menghargai kehormatan mereka, oleh perang dan
kekerasan yang menyengsarakan kaum lemah,” katanya. “Dan pada saat yang
sama, wajah di Kafan menyampaikan kedamaian; tubuh yang tersiksa ini
mengekspresikan keagungan.”
Banyak ahli meyakini hasil pengukuran
karbon (carbon-dating) terhadap kain itu, yang mengatakan bahwa kain
itu berasal dari abad ke-13 atau ke-14. Meski demikian, beberapa pihak
mengatakan mungkin saja kain itu telah tercemar dan perlu ada sampel
analisis lebih besar.
Selama ini, pihak Vatikan telah
berhati-hati dalam menyikapi kain itu. Mereka menyebutnya lambang
penderitaan Yesus, tetapi tidak berkomentar mengenai keaslian kain itu.
Kain
dengan panjang 4,3 meter dan lebar 1 meter itu disimpan dalam kotak
khusus yang tahan peluru di katedral Turin, tetapi jarang ditampilkan ke
publik. Terakhir kali Kafan Turin diperlihatkan pada tahun 2010.
Penampilan
Kafan Turin pada hari Sabtu bertepatan dengan peluncuran buku “The
Mystery of the Shroud” yang mengatakan, kain itu berasal dari abad
pertama. Hasil riset itu diambil berdasarkan tes mekanis dan kimiawi
terhadap serat material kain.
No comments:
Post a Comment